Media Sebagai Sumber Pembelajaran
1.
Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk
jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Association
for Education dan Communication Technology (AECT, 1997) mendefinisikan
bahwa media adalah segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan informasi.
Sedangkan National Education Association (NEA) mendefinisikan media
sebagai suatu benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau
dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan
belajar mengajar dan dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional.
a.
Menurut Anderson (1997) dalam bukunya
yang berjudul pemilihan dan pengembangan media untuk pembelajaran, alat bantu
pembelajaran (instructional media). Mendefinisikan media sebagai perlengkapan
atau alat untuk membantu guru memperjelas materi yang akan disampaikan. Media
pembelajaran (instructional media) didefinisikan sebagai sebuah media
yang memungkinkan terjadinya interaksi antara karya seorang pengembang mata
pelajaran dengan siswa.
b.
Menurut Heinich dan Molenda (1993),
media diartikan sebagai alat komunikasi yang membawa pesan dari sumber ke
penerima.
c.
Menurut Griggs (1970) mengemukakan
bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
merangsang anak didik untuk belajar, contoh : buku, film, kaset, dan film
bingkai.
d.
Umar Hamalik, pakar pendidikan Indonesia
menyatakan media adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka
lebih mengefektifkan komunikasi dan interes antara guru dan anak didik dalam
proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
Dari beberapa deskripsi serta batasan-batasan pengertian atau
definisi para ahli tentang media, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian media
dalam pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan
untuk menyamplaikan pesan atau informasi dari sumber kepada anak didik yang
bertujuan agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, dan perhatian anak
didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga dapat memungkinkan
terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali. (Arif
Supriyani. Media dari Sumber Pembelajaran AUD, UNIROW TUBAN)
1.
Dalam pola 1, sumber belajar anak didik /
siswa hanyalah berupa orang. Guru atau pendidik memegang kendali yang penuh
atas terjadinya kegiatan belajar mengajar.
2.
Dalam pola 2, sumber belajar berupa orang
yang dibantu sumber lain. Dalam pola ini guru atau pendidik memegang kendali,
hanya saja tidak mutlak karena ia dibantu oleh sumber lain. Dalam pola
instruksional ini sumber yang berfungsi sebagai alat bantu disebut alat peraga.
3.
Dalam pola 3, sumber belajar berupa orang
bersama-sama dengan sumber lain berdasarkan suatu pembagian tanggung jawab.
Dalam hal ini, kontrol terhadap kegiatan belajar mengajar dibagi bersama antara
sumber manusia dengan sumber lain. Sumber lain itu merupakan bagian integral
dari seluruh kegiatan belajar. Dalam pola ini, sumber lain itu dinamakan media.
4.
Dalam pola 4 ini, anak didik (siswa)
belajar hanya dari satu sumber yang bukan manusia. Keadaan ini terjadi dalam
suatu pengajaran melalui media. Sumber bukan manusia tersebut dinamakan media.
(Asnawar, Basyirudin Usman. Media Pembelajaran : 12)
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara
media dengan alat peraga terletak pada fungsi, bukan pada subtansi. Sumber
belajar dikatakan alat peraga jika hal tersebut fungsinya hanya sebagai alat
bantu saja. Hal tersebut dikatakan media jika sumber belajar itu merupakan
bagian yang integral dari seluruh kegiatan belajar. Disini ada pembagian tugas
dan tangung jawab antara guru kelas atau pendidik disatu fihak dan sumber yang
bukan manusia (media) di fihak lain.
2.
Pentingnya Penggunaan Media
Pada hakekatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi.
Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri
dimana guru atau pendidik dan siswa atau anak didik bertukar fikiran untuk
mengembangkan ide dan pengertian atau bisa juga digambarkan adanya interaksi
yang terjadi, dimana interaksi tersebut menghasilkan satu pengertian yang sama.
Artinya baik guru ataupun siswa telah menjalankan fungsinya dengan benar. Namun
demikian dalam kenyataannya tidaklah semudah dan sesederhana itu. Dalam
komunikasi yang terjadi, sering timbul penyimpangan-penyimpangan sehigga
komunikasi tersebut tidak efektif dan efisien, antara lain disebabkan oleh
adanya kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan siswa dengan faktor
psikologisnya, kurang minat dan kegairahan, faktor pendidik atau guru sebagai pengirim
pesan serta pemilihan media yang tidak tepat maka dari itu penggunaan media
dalam proses belajar mengajar harus betul-betul dipertimbangkan
ketepatgunaannya. Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian adalah
dengan menggunakan media secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar,
karena fungsi media dalam kegiatan tersebut disamping sebagai penyajia stimulus
informasi, sikap dan lain-lain juga untuk meningkatkan keserasian dalam
penerimaan informasi. Dalam hal-hal tertentu media juga berfungsi untuk
mengatur langkah-langkah kemajuan serta untuk memberikan umpan balik.
Pentingnya penggunaan media dalam proses belajar mengajar
mempunyai nilai-nilai praktis sebagai berikut :
a.
Media dapat mengatasi berbagai
keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa. Pengalaman masing-masing individu
yang beragam karena kehidupan keluarga dan masyarakat sangat menentukan macam
pengalaman yang dimiliki mereka. Dua orang anak yang hidup didua lingkungan
yang berbeda akan mempunyai pengalaman yang berbeda pula. Dalam hal ini media
dapat mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut.
b.
Media dapat mengatasi ruang kelas. Banyak
hal yang sukar untuk dialami secara langsung oleh siswa di dalam kelas. Seperti
objek yang terlalu besar atau terlalu kecil, gerakan-gerakan yang diamati
terlalu cepat atau terlalu lambat. Maka melalui media akan dapat diatasi
kesukaran-kesukaran tersebut.
c.
Media memungkinkan adanya interaksi
langsung antara siswa dengan lingkungannya. Gejala fisik dan social dapat
diajak berkomunikasi dengannya.
d.
Media menghasilkan keseragaman
pengamatan. Pengamatan yang dilakukan siswa dapat secara bersama-sama diarahkan
kepada hal-hal yang daianggap penting sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
e.
Media dapat menanamkan konsep dasar yang
benar, konkrit dan realistis. Penggunaan media, seperti : gambar, film, model,
grafik, dan lainnya dapat memberikan konsep dasar yang benar.
f.
Media dapat membangkitkan keinginan dan
minat yang baru. Dengan menggunakan media, horizon pengalaman anak semakin
luas, persepsi semakin tajam, dan konsep-konsep dengan sendirinya semakin
lengkap. Sehingga keinginan dan minat baru untuk belajar selalu timbul.
g.
Media dapat membangkitkan motivasi dan
merangsang siswa untuk belajar. Pemasangan gambar dipapan buletin, pemutaran
film, dan mendengarkan program audio dapat menimbulkan rangsangan tertentu
kearah keinginan untuk belajar.
h.
Media dapat memberikan pengalaman yang
integral dari suatu yang konkrit sampai keapda yang abstrak. Sebuah film
tentang suatu benda atau kejadian yang tidak dapat dilihat secara langsung oleh
siswa, akan dapat memberikan gambaran yang konkrit tentang wujud, ukuran, dan
lokasi. Di samping itu dapat pula mengarahkan kepada generalisasi tentang arti
kepercayaan suatu kebudayaan dan sebagainya. (Asnawar, Basyirudin Usman, Media
Pembelajaran : 13-14)
3.
Peranan Media dalam Pembelajaran
Media selain dapat digunakan untuk mengantarkan pembelajaran
secara utuh dapat juga dimanfaatkan untuk menyampaikan bagian tertentu dari
kegiatan pembelajaran, memberikan penguatan, maupun motivasi. Kembali kepada
arti penting media dalam proses belajar mengajar yang dapat mengantarkan kepada
tujuan pendidikan. Menurut (Hamalik 1997, Sadiman 2003) ada beberapa peranan
media dalam proses belajar mengajar diantaranya :
a.
Memperjelas penyajian pesan dan mengurangi
verbalitas.
Sesuai dengan karakteristik dari media, maka
penggunaan media dapat membantu manusia mengatasi sedikit banyak keterbatasan
indera manusia sehingga pesan yang disampaikan menjadi jelas. Penggunaan media
mengurangi verbalitas karena media dapat mendorong anak untuk aktif berperan
serta dalam proses belajar mengajar, sehingga informasi yang diterima oleh anak
didik tidak hanya dari guru saja tetapi anak didik juga berperan aktif mencari
dan mendapatkan informasi pembelajaran tersebut.
b.
Memperdalam pemahaman anak didik tentang
materi pelajaran.
Dengan penggunaan media dalam belajar akan ada
kejelasan informasi / pesan tentang materi pelajaran yang diterima anak didik.
Disamping itu, melalui media, peran aktif anak didik dapat digerakkan untuk memperoleh
pengetahuan tentang materi pelajaran, maka hal itu secara otomatis akan
memperdalam pemahaman anak didik.
c.
Memperagakan pengertian yang abstrak
kepada pengertian yang konkrit dan jelas.
Materi pembelajaran sering kali adalah sesuatu yang
bersifat abstrak. Hal yang abstrak ini tidak mudah untuk difahami terutama
untuk anak didik Taman Kanak-Kanak. Oleh karena itu, media mampu menjadikan
sesuatu yang bersifat abstrak dapat difahami secara konkrit dan jelas. Misalnya
ketika dalam mengajarkan medan
magnet, guru dapat menggunakan media berupa biji besi yang diletakkan diatas
kertas dan digerakkan dengan sebatang magnet / besi berani. Maka akan terlihat medan magnet dengan jelas.
Contoh lain adalah ketika seorang guru mengajarkan makna kasih saying, tuhan,
malaikat, dan lain-lain, maka melalui media, hal ini dapat difahami dengan
mudah oleh anak didik misalnya dengan menggunakan media boneka tangan dan buku
cerita. Bergambar yang disampaikan dengan metode dramatisasi dan bercerita.
d.
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan
daya intera manusia.
Manusia memili;ki keterbatasan indera untuk bisa
memahami tentang seluk beluk lingkungan kehidupannya, jika hanya mendalkan daya
inderanya. Oleh karena itu, manusia membutuhkan bantuan berbagai alat yaitu
dnegan menggunakan berbagai media. Hal ini sesuai dengan karakteristik media
yaitu :
1)
Fixative property
Media mampu menangkap, menyimpan dan merekomendasikan
suatu objek atau peristiwa yang telah terjadi dimasa lampau. Misalnya foto,
kamera, film, video, film bingkai dan lain-lain.
2)
Manipulative property
Media dapat mengubah objek, waktu dan peristiwa
menjadi tiga hal yakni :
a)
Close up (objek yang terlalu kecil
terlihat lebih besar) misalnya dengan media proyektor mikro, mikroskop,
luv/loop, film, bingkai, model, dan gambar.
b)
Time lapsel high – speed photography
(gerak yang terlalu lambat dapat ditampilkan lebih cepat) misalnya gerakan
tumbuhnya bunga dipercepat dengan media film/kamera film.
c)
Slow motion (gerak yang
terlalu cepat dapat ditampilkan lebih lambat) misalnya gerakan elang yang
memangsa ayam dengan cepat dapat diperlambat dengan film
d)
Objek yang terlalu besar seperti rumah,
gajah, pesawat, dapat ditampilkan bentuk kecilnya dengan model, miniatur,
gambar atau film.
e)
Objek yang terlalu kompleks misalnya
mesin-mesin dapat disajikan dengan model, diagram, bagan dan lain-lain.
3)
Distributive property
Media dapat menyajikan suatu peristiwa dalam radius
yang luas seperti gunung berapi, gempa bumi, iklim, kepulaian dan lain-lain.
Sehingga dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, peta /
globe, radio dan lain-lain.
e.
Penggunaan media pembelajaran yang tepat
akan dapat mengatasi sikap pasif anak didik.
Media dapat mendorong anak untuk berperan aktif dalam
proses belajar. Anak diberi kesempatan untuk bereksperimen dan bereksplorasi
secara luas terhadap media tersebut. Dalam hal ini, media pembelajaran berguna
untuk :
1.
Menimbulkan kegairahan belajar
2.
Memungkinkan interaksi yang lebih
langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.
3.
Memungkinkan anak didik belajar
sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
f.
Mengatasi sifat unik pada setiap anak
didik yang diakibatkan oleh lingkungan yang berbeda.
Setiap anak didik berasal dari lingkungan keluarga
yang memiliki budaya, agama, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang
berbeda. Oleh karena itu setiap anak didik memiliki keunikan tersendiri dan
berpengaruh terhadap proses belajar mengajar. Dalam hal ini guru dituntut untuk
menggunakan media yang sesuai dengan para anak didiknya. Misalnya guru
menggunakan variasi media yang untuk mengatasi perbedaan gaya belajar para anak didiknya, sehingga
media tersebut mampu :
1)
Memberikan perangsang yang sama
2)
Mempersamakan pengalaman
3)
Menimbulkan persepsi yang sama
g.
Media mampu memberikan variasi dalam
proses belajar mengajar.
Dengan menggunakan media yang bervariasi, maka suasana
pembelajaranpun akan bervariasi dan menarik bagi anak didik. Hal ini
dikarenakan setiap media memiliki karakteristik yang memungkinkan kegiatan
pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara dan metode.
h.
Memberi kesempatan pada anak didik untuk
mereview pelajaran yang diberikan.
Dalam proses belajar mengajar mungkin saja ada
beberapa informasi yang terlewat oleh anak. Dengan melihat kembali media yang
digunakan oleh guru dalam menerangkan, anak didik dapat merevisi kembali
informasi pelajaran yang telah diterimanya tersebut.
i.
Memperlancar pelaksanan kegiatan belajar
mengajar dan mempermudah tugas mengajar guru
Dengan penggunaan media yang tepat, maka pelaksanan
kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan efisien (Nurbiana Dhieni, dkk.
Metode Pengembangan Bahasa : 10.4-10.7)
4.
Prinsip Umum Pemilihan Media
Dalam kegiatan pembelajaran, pemilihan media merupakan bagian
dari perencanaan kegiatan pembelajaran. Secara keseluruhan, perlu disadari
bahwa tidak ada suatu rumus yang berlaku mutlak untuk pemilihan media tertentu
dalam suatu bidang studi tertentu. Karena sifat dari media, mungkin satu medai,
cocok digunakan untuk mengajarkan mata pelajaran atau bidang studi tertentu
daripada medai lain. Misalnya rekaman sangat baik untuk pelajaran bahasa,
kesenian atau musik. Sedangkan peta sangat baik untuk pelajaran sejarah. Maka
dari itu perlu dipertimbangkan beberapa faktor, sehingga pemilihan media dapat
membantu tercapainya tujuan pembelajaran, berikut ini adalah prinsip-prinsip
umum dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu :
a.
Kurikulum
Isi program media harus sesuai dnegan kurikulum yang
berlaku, karena jika tidak sesuai akan ketinggalan zaman. Sehingga tidak akan
bermanfaat bagi anak didik, walaupun media tersebut baik dan menarik.
1)
Untuk Taman Kanak-Kanak, sumber program
media mengacu pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dengan cara
mengaitkan antara kemampuan dasar dengan tema-tema yang berlaku menurut situasi
dan kondisi atau disesuaikan dengan keadaan masing-masing sekolah.
2)
Media dapat memenuhi penguraian tentang
tema-tema dan sub temanya.
b.
Tujuan instruksional yang ingin dicapai
Media yang dipilih untuk kegiatan pembelajaran
hendaknya harus dapat memberikan sumbangan penting bagi pencapaian tujuan
belajar. Di Taman Kanak-Kanak tujuan pembelajaran ditentukan berdasarkan
kemampuan yang ingin dicapai yang meliputi pembentukan perilaku dan 5 kemampuan
dasar yaitu bahasa, daya fikir, daya cipta, keterampilan, dan jasmani.
c.
Ketepatgunaan
Media yang dipilih hendaknya cocok dan sesuai dengan
komponen-komponen lain dalam proses pembelajaran, yaitu :
1)
Materi pembelajaran
a)
Media harus ada kesesuaian dengan materi
pelajaran, artinya sesuai dengan taraf / tingkat kesulitan belajar dari mata
pelajaran tersebut.
b)
Misalnya : mengenalkan uang 500 = 100 × 5
c)
Media yang dipilih harus dapat membantu
pencapaian dari kemapuan tiap-tiap pengembangan kemampuan dasar. Secara rinci
di perjelas dalam variabel tugas (memperjelas materi pelajaran)
2)
Media bersifat transfer of learning
Artinya apa yang anak peroleh atau pelajari dari media
dapat diterapkan dalam kondisi yang baru yang dihadapi anak dalam kehidupan
sehari-hari.
3)
Metode pengajaran
Media harus sesua dnegan metode yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran. Karena penggunaan media turut menentukan keberhasilan
guru dalam menggunakan metode tertentu dalam mengajar.
4)
Karakteristik audience / anak
didik yang belajar
Dalam memilih media perlu diperhatikan tingkat
pengetahuan dan karakteristik audience. Artinya adanya ketepatan hubungan
media dengan tingkat kematangan serta kemampuan anak didik sehingga dapat
menimbulkan motivasi dan minat anak untuk menghafal.
5)
Situasi kondisi dan sistem pengelolaan
kelas.
Pemilihan media harus disesuaikan dengan situasi dan
kondisi kelas serta pengelolaannya. Dalam hal ini, situasi dan kondisi yang
dimaksud adalah :
a)
Keadaan sekolah (sarana prasarana,
ruangan, listrik, letak geografis, dan lain-lain)
b)
Jumlah anak didik
c)
Waktu belajar
d)
Sistem pengelolaan (klasikal, kelompok,
perorangan / individual)
d.
Variabel tugas (task variabel)
Dalam memilih media, kita harus tentukan jenis
kecakapan yang diharapkan dari anak didik sebagai hasil pembelajaran. Dalam hal
ini ada 3 macam jenis kecakapan yaitu :
1) Kognitif :
Pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis
2)
Apektif: Minat, sikap, nilai, apresiasi,
dan penyesuaian gerakan
3) Psikomotorik : Peniruan, penggunaan konsep, ketelitian,
perangkaian, dan kewajaran.
e.
Kualitas teknik media
Kualitas / mutu media hendaknya dipilih yang baik dan
menarik serta mudah digunakan dan juga memadai (tidak cepat rusak). Hal ini
perlu dipertimbangkan agar tidak menganggu jalannya proses pembelajaran.
Perlu dihindari sikap subjektif dalam memilih media
yang digunakan artinya tidak dibenarkan memilih media tertentu dengan alasan
kesenangan pribadi guru terhadap media tersebut.
5.
Fungsi Media dalam Pembelajaran
Pada awalnya, media hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam
kegiatan belajar mengajar yaitu berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman
visual kepada siswa dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas dan
mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana, konkrit
serta mudah difahami. Dengan demikian, media dapat berfungsi untuk mempertinggi
daya serap dan refensi anak terhadap materi pembelajaran.
a)
Edgar Dale mengklasifikasikan pengalaman
belajar anak mulai dari hal-hal yang paling konkrit sampai kepada hal-hal yang
dianggap paling abstrak. Klasifikasi pengalaman tersebut diikuti secara luas
oleh kalangan pendidik dalam menentukan alat bantu apa yang seharusnya sesuai
untuk pengalaman belajar tertentu.
Penggunaan pendekatan sistem dalam lingkungan
pendidikan telah menggugah para ahli pendidikan di Indonesia untuk menggunakan media
sebagai bagian integral dalam program pengajaran. Oleh karena itu program media
dilaksanakan secara sistematis berdasarkan kebutuhan dan karakteristik serta
diarahkan pada pembahasan tingkah laku siswa yang ingin dicapai. Oleh sebab itu
para ahli media telah merumuskan ciri-ciri penggunaan media dalam pendidikan.
Sehingga terhimpun suatu konsepsi teknologi pendidikan yang mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
1)
Berorientasi pada sasaran atau siswa
2)
Menerapkan konsep pendekatan sistem
3)
Memanfaatkan sumber media yang bervariasi
Sejalan
dengan makin mantapnya konsepsi tersebut, fungsi media tidak lagi hanya sebagai
alat peraga / alat bantu, melainkan sebagai pembawa informasi atau pesan
pengajaran terhadap siswa. Di dalam kegiatan belajar mengajar, media pendidikan
/ pengajaran secara umum mempunyai kegunaan untuk mengatasi hambatan dalam
berkomunikasi, keterbatasan fisik dalam kelas, sikap pasif siswa serta
mempersatukan pengamatan mereka.
Pada saat ini, media dalam suatu pembelajaran
mempunyai fungsi sebagai berikut :
1)
Membantu memudahkan belajar bagi siswa
dan mebantu memudahkan mengajar bagi guru / pendidik.
2)
Memberi pengalaman lebih nyata (yang
abstrak dapat menjadi konkrit).
3)
Menarik perhatian siswa lebih besar
(dalam proses belajar tidak membosankan siswa).
4)
Semua indra murid / siswa dapat
diaktifkan. Kelemahan satu indra dapat diimbangi oleh kekuatan indra yang
lainnya.
5)
Lebih menarik pertahian dan minat siswa
dalam belajar.
6)
Dapat membangkitkan dunia teori dengan
realitanya (Asnawar, Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran : 21-25).
6.
Prinsip Umum Penggunaan Media
Dalam mencapai tujuan pembelajaran, banyak faktor yang harus
diperhatikan. Diantaranya adalah teknik penggunaan media yang benar. Sehingga
media yang digunakan tidak sia-sia. Prinsip umum dalam pengunaan media dalam
pembelajaran, diantaranya adalah sebagai berikut:
a.
Tidak ada satu media yang harus digunakan
dengan meniadakan yang lain.
Media yang digunakan hendaknya sesuai dengan materi yang
diajarkan. Media tertentu lebih tepat digunakan dalam menyajikan satu unit
pelajaran dari pada media lain. Jika tidak ada satu media dapat digunakan media
lain yang mempunyai fungsi sama. Karena tidak ada satu mediapun yang dapat
sesuai untuk segala macam kegiatan beljaar. Contoh : tidak ada white board,
bisa menggunakan papan tulis (black board).
b.
Media harus merupakan bagian yang
integral dari kegiatan belajar mengajar. Dengan media, anak didik dikembangkan
kemampuan kognitifnya.
c.
Dalam menggunakan media anak didik harus
dipersiapkan dan diperlakukan sebagai peserta yang aktif.
Bukan hanya guru yang aktif dan mendominasi penggunaan
radio. Biarkan anak didik mengamati dan menggunakan media sehingga dapat
menemukan informasi (mendapatkan ilmu pengetahuan) dari media tersebut.
d.
Penggunaan kesempatan menggunakan media
yang dapat dinggapai untuk melatih perkembangan bahasa anak baik lisan /
tulisan.
Media harus dapat melatih anak untuk mengungkapkan
pikiran dan perasannya dengan bahasanya sendiri.
e.
Secara umum perlu diusahakan penampilan
yang positif daripada yang negatif.
Penggunaan media harus dapat dimengerti dengan baik dan
benar. Sehingga perlu dihindari kesalahan penggunaan dari media, karena
khawatir yang akan ditangkap anak adalah penampilan yang negative sehingga
terjadi kesalahfahaman. Contoh : pada pencampuran warna merah dan kuning
seharusnya diperoleh warna hijau, tetapi yang terjadi adalah tabung pecah.
f.
Anak didik harus ikut serta bertanggung
jawab untuk apa yang terjadi selama menggunakan media.
Penggunaan media bukan untuk guru, tetapi ditujukan agar
memperjelas materi yang diajarkan guru bagi anak didik. Oleh karena itu, anak
didik harus ikut bertanggung jawab dalam penggunan media. Misalnya guru sebelum
menggunakan media memberikan tata tertib dan langkah kerja yang jelas dan pada
saat menggunakannya memberi motivasi dan memfasilitasi dengan sebaik-baiknya.
Kemudian setelah menggunakan media, maka perlu sekali diadakan review,
evaluasi, remedial dan resitasi.(Nurbiana Dhieni dkk, Metode Pengembangan
Bahasa : 10.21 – 10.23).
7.
Langkah-Langkah Umum Penggunaan Media
dalam Pembelajaran
Setelah memahami prinsip umum penggunaan media dalam
pembelajaran, maka perlu diketahui langkah-langkah umum dalam penggunaan media.
Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Secara umum ada 3 tahap / langkah penggunaan media, yaitu :
a.
Persiapan / perencanaan, terdiri dari :
1)
Mempelajari buku petunjuk tentang media
2)
Menyiapkan peralatan yang diperlukan
dalam penggunaan media
3)
Mengatur tatanan / susunan agar peserta
didik dapat melihat, mendengar, dan memperhatikan dengan jelas
4)
Menetapkan media yang akan digunakan
untuk sistem klasikal, kelompok atau individual.
b.
Pelaksanan (penyajian dan penerimaan)
1)
Dalam menggunakan media harus sesuai
dengan prosedur yang berlaku dari masing-masing media (karena tiap-tiap media
mempunyai cara-cara yang berbeda).
2)
Dalam menggunakan media harus menghindari
hal-hal yang dapat mengganggu konsentrasi anak didik, diantaranya :
a)
Pnerangan yang kurang
b)
Kebisingan
c)
Kerusakan media, dan lain-lain
c.
Follow up (tindak lanjut dan
evaluasi)
1)
Mengadakan berbagai kegiatan yang dapat
memantapkan pemahaman anak didik terhadap pokok-pokok materi pelajaran
2)
Melakukan evaluasi terhadap media,
misalnya :
a)
Resitasi / pemberian tugas
b)
Tanya jawab
c)
Karya wisata, dan lain-lain
8.
Media
Juz Amma
Dalam penerapan pembelajaran hafalan surat-surat
pendek dengan media “Juz Amma” ini, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan,
diantaranya :
a.
Siswa dan guru berperan aktif dalam
setiap proses pembelajaran menghafal surt-surat pendek yang ada pada “Juz
Amma”.
b.
Guru menyimak secara privat atau satu
siswa secara bergantian, tanpa menuntun siswa dalam menghafal kecuali pada siswa
yang memang mengalami kesulitan.
c.
Guru memberikan penghargaan atau
sanjungan kepada siswa ketika hafalan surat-surat pendek tersebut benar,
misalnya dengan kata “hebat, bagus, dan sebagainya”, dengan tuuan menambah rasa
percaya diri siswa.
d.
Setelah siswa selesai menghafal
surat-surat pendek dengan menggunakan “Juz Amma”, maka guru memberikan nilai
yang berbentuk bintang di telapak tangan siswa sebagai hadiah atau penghargaan
karena mereka sudah mau membaca, hal ini akan menambah motivasi siswa untuk
lebih senang membaca.
e.
Bagi siswa yang memang sudah menguasai
banyak hafalan surat-surat pendek yang terdapat dalam “Juz Amma”, dan sekiranya
mampu untuk dipacu, akan menambah tiap halaman, tapi boleh diloncat-loncat.
Penerapan
hafalan dengan media “Juz Amma” ini, mempunyai manfaat khususnya bagi siswa
diantaranya :
a.
Siswa tidak merasa tertekan dan terbebani
dalam belajar, karena pemberian materi pembelajarannya satu persatu.
b.
bagi anak atau siswa yang cerdas, akan
sangat hafal surat-surat pendek dengan media “Juz Amma”
Penggunaan media “Juz Amma” ini mempunyai tujuan
diantaranya :
a
Siswa betul-betul memahami bunyi
surat-surat pendek tersebut, karena hal ini akan mempermudah siswa dalam proses
hafalannya.
b
siswa akan lebih antusias dalam
pembelajaran membaca suku kata ini, karena ingin bersing dengan teman-temannya
dalam pencapaian halaman dari “Juz Amma”, sehingga kemampuan menghafal
surat-surat pendek akan cepat banyak yang dihafal.