Translate

Rabu, 16 Mei 2012

FAKTOR PENYEBAB SULITNYA MENGHAFAL AL-QUR'AN

1.      Penyebab Kesulitan Dalam Menghafal
Kemampuan menghafal setiap manusia satu sama lain tidak sama, tidak semua orang cukup kuat ingatannya dan tidak semua orang mempunyai niat dan tekat yang kuat untuk menghafal Al Qur'an. Demikian pula anak didik kita disekolah banyak pengaruh yang diterima anak baik pengaruh intern anak maupun pengaruh luar mempunyai peranan yang sangat besar terhadap motivasi menghafal. Peran guru menjadi sangat penting untuk mampu meningkatkan motivasi menghafal Al Qur'an. Berbagai metode menghafal dapat dilakukan dan dicoba untuk dapat meningkatkan hafalan Al Qur'an anak.
Kesulitan yang timbul adalah disebabkan oleh berbagai faktor, dikelompokkan dalam dua faktor yaitu: faktor intern dan faktor ekstern. faktor-faktor tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
a.       Faktor Intern
1)      Bakat
Bakat merupakan anugerah Allah SWT yang diberikan kepada siapapun yang dikehendaki-Nya. Diantara bakat tersebut adalah menghafal yang tidak ditemukan kesamaannya pada setiap orang. Perbedaan yang dimiliki manusia adalah sunatullah yang mesti terjadi. Kita tidak mungkin menyamaratakan cara interaksi kita antara anak yang memiliki potensi dalam menghafal dengan anak yang memiliki bakat dibidang olah raga.
2)      Berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khusus merupakan istilah baru yang muncul di dunia pendidikan. Sebenarnya banyak diantara mereka yang memiliki kemampuan berfikir seperti anak lain namun kenyataan anak tersebut mengalami kesulitan dalam menstranfer kemampuan dasar belajar seperti mendengar (listening), atau membaca (reading), atau menulis (writing) maupun dalam matematika (calculating).
Gangguan diatas merupakan masalah pribadi yang sangat mendasar kemungkinan karena adanya gangguan fungsi pusat syaraf. Biasanya gangguan diiringi dengan adanya gangguan penglihatan, pendengaran, lambat berfikir, adanya gangguan emosional ataupun gangguan sosial.
3)      Motivasi
Perkembangan iptek yang pesat mempunyai pengaruh yang besar terhadap konsep, tekhnik dan metode pendidikan. Perkembangan tersebut menyebabkan makin luas dan kompleksnya ilmu pengetahuan. Dengan kondisi ini tidak mungkin lagi diajarkan seluruhnya di sekolah maka peran guru adalah mengajarkan bagaimana cara belajar. Menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar terus menerus sepanjang hidupnya. Motivasi diri terbagi dua motivasi intrinsik seperti tekat, semangat, ambisi, merupakan motif dari dalam diri. Dan motivasi ekstrinsik motivasi dari luar seperti dorongan, hadiah (reward).
b.      Faktor ekstern
1)      Kondisi dan sistem pendidikan di sekolah.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan dapat dikatakan pendidikan terlaksana dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat. Sekolah yang baik adalah sekolah yang bisa menerima dan melaksanakan masukan masyarakat secara bijaksana. Komponen ganda pendidikan sekolah yaitu masukan dari masyarakat dalam sistem pendidikan diikuti oleh hasil ganda dari sistem yang mengalir baik dalam masyarakat, dan akhirnya mempunyai dampak baik bagi masyarakat. Imam Barnadib menggambarkan kondisi ini dalam diagram berikut:
Proses pendidikan sekolah yang optimal dengan beroriantasi kebutuhan masyarakat, tentunya akan membawa hasil yang diharapkan masyarakat. Kondisi ini memungkinkan terhindarnya kesulitan yang akan terjadi selama proses belajar.
2)      Dukungan orang tua dan Masyarakat
Sekolah berada di lingkungan masyarakat dan orang tua yang saling membutuhkan satu sama lain. Kolaborasi yang aktif hendaknya dibentuk sedemikian rupa dimana masyarakat dan orang tua bisa mendukung program sekolah juga program sekolah bisa menjadi pemenuhan atas kebutuhan mereka. Hubungan tersebut digambarkan oleh Fagerlin dan Saha dalam Imam Barnadib dengan diagram berikut:
Diagram diatas menggambarkan keterkaitan hubungan mutualisme sekolah dan masyarakat orang tua dalam menyusun program sekolah. Dimana masyarakat memberikan masukan untuk perkembangan sekolah. Sekolah memberi respon masukan dalam program sekolah. Dengan kondisi demikian akan menimbulkan hubungan saling menguntungkan dan akan meningkatkan daya dukung masyarakat orang tua dan sekolah secara imbal balik.
Faktor luar seperti penerimaan dan penghargaan masyarakat terhadap para hafizh. Dengan demikian faktor ekstern (lingkungan) pun bisa menjadi faktor yang penting dalam menumbuhkan motivasi menghafal. Penerimaan masyarakat yang besar terhadap penghafal Al Qur'an akan meningkatkan semangat penghafal Al Qur'an

Tidak ada komentar:

Posting Komentar