1. Penyebab Kesulitan Dalam Menghafal
Kemampuan menghafal setiap manusia satu sama lain tidak
sama, tidak semua orang cukup kuat ingatannya dan tidak semua orang mempunyai
niat dan tekat yang kuat untuk menghafal Al Qur'an. Demikian pula anak didik
kita disekolah banyak pengaruh yang diterima anak baik pengaruh intern anak
maupun pengaruh luar mempunyai peranan yang sangat besar terhadap motivasi
menghafal. Peran guru menjadi sangat penting untuk mampu meningkatkan motivasi
menghafal Al Qur'an. Berbagai metode menghafal dapat dilakukan dan dicoba untuk
dapat meningkatkan hafalan Al Qur'an anak.
Kesulitan yang timbul adalah disebabkan oleh berbagai
faktor, dikelompokkan dalam dua faktor yaitu: faktor intern dan faktor ekstern.
faktor-faktor tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Faktor Intern
1) Bakat
Bakat merupakan anugerah Allah SWT yang diberikan
kepada siapapun yang dikehendaki-Nya. Diantara bakat tersebut adalah menghafal
yang tidak ditemukan kesamaannya pada setiap orang. Perbedaan yang dimiliki
manusia adalah sunatullah yang mesti terjadi. Kita tidak mungkin menyamaratakan
cara interaksi kita antara anak yang memiliki potensi dalam menghafal dengan
anak yang memiliki bakat dibidang olah raga.
2) Berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khusus merupakan istilah baru yang
muncul di dunia pendidikan. Sebenarnya banyak diantara mereka yang memiliki
kemampuan berfikir seperti anak lain namun kenyataan anak tersebut mengalami
kesulitan dalam menstranfer kemampuan dasar belajar seperti mendengar
(listening), atau membaca (reading), atau menulis (writing) maupun dalam
matematika (calculating).
Gangguan diatas merupakan masalah pribadi yang
sangat mendasar kemungkinan karena adanya gangguan fungsi pusat syaraf.
Biasanya gangguan diiringi dengan adanya gangguan penglihatan, pendengaran,
lambat berfikir, adanya gangguan emosional ataupun gangguan sosial.
3) Motivasi
Perkembangan iptek yang pesat mempunyai pengaruh
yang besar terhadap konsep, tekhnik dan metode pendidikan. Perkembangan
tersebut menyebabkan makin luas dan kompleksnya ilmu pengetahuan. Dengan
kondisi ini tidak mungkin lagi diajarkan seluruhnya di sekolah maka peran guru
adalah mengajarkan bagaimana cara belajar. Menanamkan motivasi yang kuat dalam
diri anak untuk belajar terus menerus sepanjang hidupnya. Motivasi diri terbagi
dua motivasi intrinsik seperti tekat, semangat, ambisi, merupakan motif dari
dalam diri. Dan motivasi ekstrinsik motivasi dari luar seperti dorongan, hadiah
(reward).
b. Faktor ekstern
1) Kondisi dan sistem pendidikan di sekolah.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan dapat dikatakan
pendidikan terlaksana dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat.
Sekolah yang baik adalah sekolah yang bisa menerima dan melaksanakan masukan
masyarakat secara bijaksana. Komponen ganda pendidikan sekolah yaitu masukan
dari masyarakat dalam sistem pendidikan diikuti oleh hasil ganda dari sistem
yang mengalir baik dalam masyarakat, dan akhirnya mempunyai dampak baik bagi
masyarakat. Imam Barnadib menggambarkan kondisi ini dalam diagram berikut:
Proses pendidikan sekolah yang optimal dengan
beroriantasi kebutuhan masyarakat, tentunya akan membawa hasil yang diharapkan
masyarakat. Kondisi ini memungkinkan terhindarnya kesulitan yang akan terjadi
selama proses belajar.
2) Dukungan orang tua dan Masyarakat
Sekolah berada di lingkungan masyarakat dan orang
tua yang saling membutuhkan satu sama lain. Kolaborasi yang aktif hendaknya
dibentuk sedemikian rupa dimana masyarakat dan orang tua bisa mendukung program
sekolah juga program sekolah bisa menjadi pemenuhan atas kebutuhan mereka.
Hubungan tersebut digambarkan oleh Fagerlin dan Saha dalam Imam Barnadib dengan
diagram berikut:
Diagram diatas menggambarkan keterkaitan hubungan
mutualisme sekolah dan masyarakat orang tua dalam menyusun program sekolah.
Dimana masyarakat memberikan masukan untuk perkembangan sekolah. Sekolah
memberi respon masukan dalam program sekolah. Dengan kondisi demikian akan
menimbulkan hubungan saling menguntungkan dan akan meningkatkan daya dukung
masyarakat orang tua dan sekolah secara imbal balik.
Faktor luar seperti penerimaan dan penghargaan
masyarakat terhadap para hafizh. Dengan demikian faktor ekstern (lingkungan)
pun bisa menjadi faktor yang penting dalam menumbuhkan motivasi menghafal.
Penerimaan masyarakat yang besar terhadap penghafal Al Qur'an akan meningkatkan
semangat penghafal Al Qur'an
Tidak ada komentar:
Posting Komentar