Jaringan
Pendidikan Network mulai berjalan pada tahun 1998 waktu saya bekerja di Depdiknas
(Kemendiknas).
Dari tahun 1998 sampai tahun 2000 saya menulis beberapa artikel
mengenai komputer dan Internet yang berdasar implementasi sesuai dengan
Manajemen Berbasis-Sekolah
(MBS).
Tetapi, kira-kira tahun 2000-2001 industri TIK yang sedang berjuang di
pasar TIK yang sedang sulit di Indonedia mulai sadar mengenai
Peluang Bisnis TIK di Sektor Pendidikan (pasar besar - sekarang lebih dari 50 juta murid).
Sejak waktu itu kami sudah berjuang untuk mengatasi Banyak Retorika
yang muncul mengenai peran TIK dalam pendidikan, maupun isu-isu terkait
Mutu Pendidikan dan Teknologi.
Itu sebabnya akhirnya kami merasa membutuh situs
Ilmu Teknologi Pendidikan.
Di situs ini kami berfokus kepada isu-isu yang berbasis-keadaan di
Indonesia, yang sangat mempengaruhi manfaatnya teknologi canggih di
Indonesia.
"Ayo, Mengarah Ke Mutu Pembelajaran Yang Standar Dunia" (Teknologi Tepat Guna Adalah Solusinya, Bukan Pembelajaran Berbasis-ICT)
Kalau menggunkan "Ilmu Teknologi Tepat Guna" (Ilmu Teknologi Pendidikan) komputer jarang dipakai di kelas, dan tidak perlu, sebetulnya (Jarang Tepat Guna).
"Teknologi Tepat Guna (TTG) sudah ada di semua sekolah di Indonesia "Sekarang",
dan guru-guru hanya perlu belajar caranya menggunakan TTG secara
efektif, dan bersama PAKEM kita dapat mencapaikan Pendidikan Standar
Dunia. Maupun Menggunakan Strategi/Metodologi TTG (Yang Berbasis-Pedagogi) Adalah Cara Terbaik Untuk Mengintegrasikan Semua Macam Teknologi Dalam Pendidikan.
Pembelajaran Berbasis-ICT Di Kelas Dapat Sangat Mengancam Perkembangan SDM (Maupun Perkembangan Guru) Yang Kreatif Di Indonesia. Informasi lanjut...
"Kita Kan Tetap Harus Berusaha Untuk Mengikuti Perkembangan Dunia"
Saya sangat setuju, tetapi masalahnya adalah kita tidak ikut "perkembangan dunia" dan itu sebabnya kita tetap tidak maju.
Anak-anak kita mempunyai kemampuan besar, dan saya ingin melihat mereka
mengambil tempat di dunia ini yang sesuai, bukan menjadi TKI yang
tenaga buruh terus. Tetapi kita harus fokus kepada strategi-strategi
"perkembangan dunia" yang benar dapat dilaksanakan dan mengembangkan
kemampuannya - yang sudah terbukti!
"Internet Belum Dimanfaatkan Secara Positif Oleh Pelajar" (Prof. DR. Nurtain)
"PADANG--MI: Pakar pendidikan dari Universitas Negeri Padang (UNP),
Prof. DR. Nurtain mengatakan kini banyak pelajar dan mahasiswa yang
tidak memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi internet
untuk hal-hal positif namun lebih cenderung hanya untuk menghabiskan waktu dan hal yang tidak bermanfaat."
Prof. DR. Nurtain - Salut
Semoga kita dapat mulai menggunakan anggaran
pendidikan kita untuk hal yang penting, seperti melatih guru-guru di
lapangan mengenai caranya menggunakan "Teknologi Yang Tepat Guna"
Semoga Sukses!
Kelihatannya kita sudah mulai sadar! Internet Masuk Sekolah - Mengapa?
"Teknologi Pendidikan Tepat Guna :: Jaman Kini!"
"Pelajar Kayuagung Kecanduan Game Online"
"KAYUAGUNG, KOMPAS.com — Para siswa SD hingga SMA sederajat di
Kayuagung, ibu kota Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan,
ditengarai sudah kecanduan permainan di internet (game online) sehingga
cenderung malas belajar."
"Redi (11), pelajar di salah satu SD negeri di Kayuagung, mengaku
sengaja menyisihkan uang jajannya sebesar Rp 3.000 per hari untuk
bermain game online di warnet selama satu jam penuh karena sehari saja
tidak ke warnet ia mengaku pusing."
"Di sejumlah warung internet di Kayuagung diketahui, puluhan kelompok
pelajar hampir setiap hari memenuhi warnet untuk bermain game online,
bahkan ada siswa yang membolos sekolah demi menyalurkan hobi di dunia
maya tersebut."
"Sejak empat bulan terakhir saya tidak pernah lagi jajan di sekolah
karena uang yang diberikan orangtua disimpan untuk membayar sewa warnet
selama satu jam supaya bisa main game online, kata Redi."
"Firman (42), salah seorang pemilik warnet di Kayuagung, membenarkan
perihal banyaknya pelajar di daerah itu yang saat ini sedang kecanduan
game online, Facebook, dan Friendster di dunia maya."
"Facebook Sebabkan Mahasiswa Malas dan Bodoh"
JAKARTA, KOMPAS.com - Pengguna Facebook yang masih sekolah berhati-hatilah! Menurut studi yang dilakukan oleh Ohio State University, semakin sering Anda menggunakan Facebook, semakin sedikit waktu Anda belajar dan semakin buruklah nilai-nilai mata pelajaran Anda.
"Hati-hati, 600 Juta Situs Seks Intai Pelajar!"
SURABAYA, KOMPAS.com — Sedikitnya 600 juta situs seks dan pornografi saat ini mengintai pelajar pengguna internet. Karena itu, harus ada kontrol penggunaan internet.
"Konsumsi Anak terhadap Siaran Televisi, Internet, dan Telepon Seluler harus dikurangi"
"Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Seto Mulyadi minta para orang tua untuk mengurangi kebiasaan anak menonton televisi, mengakses internet dan menggunakan telepon seluler." (Saturday, February 21, 2009)
Kami di E-Pendidikan.Com terus ditanya "Apakah ada informasi baru di bidang teknologi & pendidikan?" Ya:
Teknologi Sekarang Membuat Beberapa Ancaman Baru Terhadap "Anak-Anak Bangsa Yang Cerdas".
Banyak sekali siswa-siswi sudah biasa membuang
terlalu banyak waktu main games, misalnya Play Station dan Games
Online. Waktu ini sebaiknya digunakan untuk menambah kemampuan mengulang
pelajaran dari sekolah. Sebagai siswa-siswi atau orang tua yang bertanggungjawab kita perlu sangat membatasi atau memonitor waktu anak-anak kita main games atau akses Internet.
Ingat bahwa main games hanya dapat menyiapkan anak-anak kita untuk jurusan pengangguran!
Terlalu banyak siswa-siswi juga sudah mulai menghabiskan banyak waktu di Internet di situs-situs hiburan (atau cari jodoh) seperti Facebook, Yahoo Messenger dan Friendster di mana mereka hanya menghabiskan waktu, yang sangat tidak produktif, dan perlu dibatasi. Kalau
kita rajin keliling warnet setelah jam sekolah kita dapat melihat bahwa
kebanyakan siswa-siswi sedang sibuk dengan chatting dan e-mail
(pergaulan).
Ini juga baik untuk mereka yang hanya berharap ikut pengangguran!
Lebih dari 90% bahan dan informasi yang
bermutu, yang dapat meluaskan dan membuka pikiran dan kreativitas anak
kita di Internet dalam bahasa Inggris (the international language). Internet sebagai sumber informasi saja sangat terbatas untuk anak-anak kita karena bahan dan informasi bermutu dalam bahasa Indonesia adalah sangat sedikit. Sebetulnya ada banyak isu yang jauh lebih penting. Misalnya!
Lebih baik mereka menggunakan waktunya untuk
belajar bahasa Inggris supaya mereka dapat berpartisipasi di dunia
global, kan? Maupun membuka pintu kerja di seluruh dunia.
Informasi dan bahan pembelajaran yang paling
tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa-siswi mereka akan menerima di
sekolah oleh guru. Kadang-kadang gurunya akan menambah kegiatan
seperti penelitian di mana siswa-siswi diberi tugas mencari informasi
dari Internet. Ini kegiatan yang baik dan adalah fokus. Kegiatan begini sebaiknya dilaksanakan di luar jam sekolah supaya tidak makan waktu di sekolah yang masih sangat kurang.
Do we need education technology to achieve quality teaching/learning?
Teknologi pendidikan yang sampai sekarang ini masih sangat dapat membantu guru dan siswa-siswi di lapangan adalah apa?
"I can answer "No"
without any hesitation to your basic question 'do we need education
technology to achieve quality teaching/learning?'" (Totok Amin Soefijanto)
Mr. Totok Amin Soefijanto is Deputy Rector (Vice-Chancellor) for Academics and Research at Paramadina University, Jakarta.
He earned his Ed.D in educational media and technology at Boston University.
Apakah benar teknologi adalah solusi untuk pendidikan yang bermutu di Indonesia?
Jangan menunggu sampai kita akan menghadapi Ujian Negara (UN) lagi.
Yang paling penting sekarang adalah pembelajaran dari sekolah mereka. Mohon
jangan sampai main game komputer, chatting, Friendster, Facebook, dll
dapat memakan waktu mereka sampai anak-anak kita dirugikan oleh
teknologi!
Ingat Ya! "Facebook Sebabkan Mahasiswa Malas dan Bodoh"
|
Tanggung jawab sekolah yang besar
dalam memasuki era globalisasi adalah mempersiapkan siswa-siswi untuk
menghadapi tantangan-tantangan yang sangat cepat perubahannya. Salah
satu dari tantangan yang dihadapi oleh para siswa adalah
menjadi pekerja yang bermutu.
Kemampuan berbicara dalam bahasa asing, kemahiran komputer dan
Internet, dan kemampuan menggunakan program-program seperti Microsoft
merupakan tiga kriteria utama yang pada umumnya diajukan sebagai syarat
untuk memasuki lapangan kerja di Indonesia (dan di seluruh dunia).
Mengingat hanya sekitar 30% dari lulusan SMA
di seluruh wilayah Nusantara ini yang melanjutkan ke tingkat perguruan
tinggi formal, dan dengan adanya komputer yang telah merambah di segala
bidang kehidupan manusia, maka
dibutuhkan suatu tanggung jawab yang besar terhadap system pendidikan
untuk meningkatkan kemampuan berbahasa dan kemahiran komputer bagi para
siswa kita. Pembelajaran teknologi adalah sangat penting dan semua sekolah adalah wajib untuk mengajar Teknologi Informasi Komunikasi (TIK).
|
Kami sangat mendukung perkembangan teknologi di bidang pendidikan, tetapi kami wajib untuk menjaga supaya teknologi dan aplikasinya adalah sesuai dengan kebutuhan.
Misalnya, Meningkatkan Peran dan Mutu Perpustakaan Sekolah.
Apakah Teknologi Adalah Solusi Perpustakaan?
Kita perlu manajemen di sekolah yang baik supaya kita dapat menggunakan teknologi sebaik mungkin, misalnya
laptop di sekolah.
Teknologi dapat digunakan, tetapi hanya akan betul bermanfaat setelah hal-hal (misalnya manajemen) sudah diatasi.
Implementasi teknologi di bidang pendidikan perlu diintegrasikan ke dalam perencanaan (master plan)
terhadap semua aspek pengembangan pendidikan secara seimbang
(bukan secara proyek). Sering pengumuman yang muncul di media mengenai
teknologi di arena pendidikan kelihatannya kurang menilaikan penelitian
dan pengalaman di dunia pendidikan.
Kasus-kasus teknologi dan pendidikan tertentu kelihatannya juga diankat sebagai solusi umum.
Padahal ada isu-isu yang penting dan perlu dihadapi duluan misalnya: "
Sekolah tak Bisa Tangkal Situs Porno" yang
akan perlu SDM di tingkat sekolah yang sangat bermutu dan rajin.
Memang kita wajib untuk mencari solusi yang kreatif, tetapi kita juga
wajib untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang ada di dunia supaya
kita tidak hanya mengulangkan kegagalan negara lain.
Kita Sangat Perlu Penelitian
Apakah, karena makin banyak siswa-siswi sekarang main Internet di warnet daripada menggunakan waktunya di rumah untuk mengulang pelajaran dari sekolah dan mengerjakan PRnya ini sebagai salah satu sebabnya hasil dari Ujian Nasional (UN) kelihatannya menjadi lebih buruk? Kita perlu tahu!
|
Teknologi pendidikan, misalnya; Whiteboard-Elektronik, OHP, Video, Televisi, e-Learning, Internet, dll, selalu mutu akhirnya 100% tergantung mutu content dan proses pengajaran. Teknologi sendiri hanya sebagai medium. Kalau teknologi berhasil atau gagal tergantung content dan proses pengajaran, bukan teknologinya.
Kelihatannya teknologi seperti laptop murah belum dapat diimpor sesuai dengan harga yang disebutkan, misalnya:
$150 Linux Mini-PC dari Cina
Perusahaan Cina menawarkan komputer mini yang murah dan Berbasis-Linux
sebagai cara untuk menutupi "digital divide" (jarak antara yang dapat
akses teknologi dan yang belum). YellowSheepRiver membuat $150 "Municator"
yang kelihatannya sudah siap dan dapat dipesan sekarang dengan
"leadtime" 3 bulan, dan kelihatannya akan sampai di pasar sebelum MIT
$100 komputer "One Laptop Per Child" (OLPC)". Info lebih lengkap
|
|
|
|
"Laptop ini dirancang untuk dipakai di negara
berkembang (dengan harga $100 sekarang masih $188) . Bulan Januari,
Michalis Bletsas, pejabat tinggi proyek ini mengatakan kepada BBC bahwa
OLPC berharap menjual laptop ini untuk umum tahun depan. Pemerintah
dapat membeli laptop berwarna hijau dan putih ini sampai 250.000 buah.
Satu Anak Satu Laptop : "To provide children around the world with new opportunities to explore, experiment and express themselves."
Informasi lanjut.
Jadi tujuan kami di Pendidikan Network
adalah mencari laptop dan teknologi lain dengan harga semurah mungkin
untuk bidang pendidikan.
Pendidikan Berbasis-Guru yang Mampu dan
Sejahtera, di Sekolah yang Bermutu, dengan Kurikulum yang Sesuai dengan
Kebutuhan Siswa-Siswi dan "Well Balanced" (seimbang, dengan banyak macam keterampilan termasuk teknologi), yang Diimplementasikan secara PAKEM memang adalah solusi utama untuk menyiapkan anak-anak kita untuk menghadapi tantangan-tantangan masa depan.
Bagaimana kita (masyarakat dan industri) dapat bekerjasama untuk meningkatkan fasilitas teknologi untuk anak-anak sekolah? Bagaimana mencapaikan "Satu Anak Satu Laptop?"
Ayo Pak MenDikNas, Mari kita berjuang bersama untuk meningkatkan semua aspek pendidikan supaya menjaminkan pendidikan yang bermutu untuk semua...
Anggaran Pendidikan 20% - Bersih Tanpa Korupsi dan MarkUp ... Mohon perhatian isu-isu di lapangan!
"Bambang Sudibyo menambahkan, adanya
fasilitas ICT akan mampu memperbaiki akses pendidikan yang bermutu, yang
selama ini sulit diakses oleh mereka yang bermukim di kawasan terpencil." (ANTARA News).
Maaf Pak, maksudnya "akses pendidikan yang bermutu" yang mana, di mana? Mohon memberi tahu Pak!
Kami sedang mencari sumber-sumber bahan pelajaran dan bahan pengajaran di Internet untuk anak-anak dan guru. .
Salam Pendidikan!
Webmaster
Televisi Pendidikan
Beasiswa2 / Scholarships
Mencari Data & Informasi Pendidikan
F.A.Q.